Ikan Gabus sudah dipercaya banyak orang mengandung khasiat untuk pengobatan berbagai macam luka , seperti luka pasca oprasi, luka bakar, pasca melahirkan atau luka yang diakibatkan oleh sebab lain.
Salah satu zat gizi paling penting yang terdapat dalam daging Ikan gabus adalah
Albumin. Albumin adalah jenis protein, dan ini paling banyak terdapat pada
daging ikan gabus yaitu sebesar 61%. Karena Albumi ini bermanfaat untuk
membantu jaringan sel baru, maka ikan gabus sangat bagus dikonsumsi oleh orang
yang sedang dalam masa penyembuhan luka.
Dalam ilmu kedokteran, albumin ini digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak. Albumin juga berperan mengikat Obat-obatan serta logam berat yang tidak mudah larut dalam darah. Hampir semua pasien berkadar Albumin rendah yang diberi Sari Ikan Gabus ini, meningkat lebih cepat daripada jika pemberian albumin lewat infus. Bahkan pasien berkadar albumin rendah yang dengan komplikasi penyakit, seperti Hepatitis, TBC/Infeksi Paru, Neprotic syndrom, Tonsilitis, Typus, Diabetes, Patah tulang, gastritis, Gizi Buruk, Sepsis, Stroke, ITP (Idiopatik Trombosit Tupenia Purpura), HIV, Thalasemia Minor dan Autis, Kondisinya bisa lebih baik dengan pemberian Gel Sari Ikan Kutuk / Gabus. Albumin adalah salah satu jenis protein darah yang diproduksi di hati (hepar).
Saat Hati normal mampu memproduksi 11-15 gr Albumin per hari. Bahkan albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60%. Sedangkan nilai normal dalam darah sekitar 3.5 sampai 5 g/dL. Ikan Gabus bisa dimanfaatkan sebagai sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan pasien luka, baik luka pasca operasi maupun luka bakar.
Bahkan, ikan Gabus pernah diangkat dalam satu penelitian khusus oleh Prof dr Ir Eddy Suprayitno MS, guru besar ilmu biokimia ikan Fakultas Perikanan Unibraw pada 2003. Dalam tubuh manusia, albumin (salah satu fraksi protein) disintesis oleh hati kira-kira 100-200 mikrogram/g jaringan hati setiap hari. Albumin didistribusikan secara vaskuler dalam plasma dan secara ekstravaskuler dalam kulit, otot, serta beberapa jaringan lain.
”Sintesis albumin dalam sel hati dipengaruhi faktor nutrisi. Terutama, asam amino, hormon, dan adanya satu penyakit.” Gangguan sintesis albumin, kata Eddy, biasanya terjadi pada pengidap penyakit hati kronis, ginjal, serta kekurangan gizi.
Hasil studi Eddy pernah diujicobakan di instalasi gizi serta bagian bedah RSU dr Saiful Anwar Malang. Uji coba tersebut dilakukan pada pasien pascaoperasi dengan kadar albumin rendah (1,8 g/dl). Dengan perlakuan 2 kg ikan kutuk masak per hari, telah meningkatkan kadar albumin darah pasien menjadi normal yaitu 3,5-5,5 g/dl.
Kandungan Gizi dalam Ikan Gabus
Daging ikan Gabus tidak hanya menjadi sumber protein seperti Albumin, namun juga banyak mengandung mineral lain. Di antaranya, zinc (seng), asam amino, lemak dan trace element lain yang diperlukan tubuh.
Ringkasan Khasiat dan manfaat daging Ikan Gabus
Dalam ilmu kedokteran, albumin ini digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak. Albumin juga berperan mengikat Obat-obatan serta logam berat yang tidak mudah larut dalam darah. Hampir semua pasien berkadar Albumin rendah yang diberi Sari Ikan Gabus ini, meningkat lebih cepat daripada jika pemberian albumin lewat infus. Bahkan pasien berkadar albumin rendah yang dengan komplikasi penyakit, seperti Hepatitis, TBC/Infeksi Paru, Neprotic syndrom, Tonsilitis, Typus, Diabetes, Patah tulang, gastritis, Gizi Buruk, Sepsis, Stroke, ITP (Idiopatik Trombosit Tupenia Purpura), HIV, Thalasemia Minor dan Autis, Kondisinya bisa lebih baik dengan pemberian Gel Sari Ikan Kutuk / Gabus. Albumin adalah salah satu jenis protein darah yang diproduksi di hati (hepar).
Saat Hati normal mampu memproduksi 11-15 gr Albumin per hari. Bahkan albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60%. Sedangkan nilai normal dalam darah sekitar 3.5 sampai 5 g/dL. Ikan Gabus bisa dimanfaatkan sebagai sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan pasien luka, baik luka pasca operasi maupun luka bakar.
Bahkan, ikan Gabus pernah diangkat dalam satu penelitian khusus oleh Prof dr Ir Eddy Suprayitno MS, guru besar ilmu biokimia ikan Fakultas Perikanan Unibraw pada 2003. Dalam tubuh manusia, albumin (salah satu fraksi protein) disintesis oleh hati kira-kira 100-200 mikrogram/g jaringan hati setiap hari. Albumin didistribusikan secara vaskuler dalam plasma dan secara ekstravaskuler dalam kulit, otot, serta beberapa jaringan lain.
”Sintesis albumin dalam sel hati dipengaruhi faktor nutrisi. Terutama, asam amino, hormon, dan adanya satu penyakit.” Gangguan sintesis albumin, kata Eddy, biasanya terjadi pada pengidap penyakit hati kronis, ginjal, serta kekurangan gizi.
Hasil studi Eddy pernah diujicobakan di instalasi gizi serta bagian bedah RSU dr Saiful Anwar Malang. Uji coba tersebut dilakukan pada pasien pascaoperasi dengan kadar albumin rendah (1,8 g/dl). Dengan perlakuan 2 kg ikan kutuk masak per hari, telah meningkatkan kadar albumin darah pasien menjadi normal yaitu 3,5-5,5 g/dl.
Kandungan Gizi dalam Ikan Gabus
Daging ikan Gabus tidak hanya menjadi sumber protein seperti Albumin, namun juga banyak mengandung mineral lain. Di antaranya, zinc (seng), asam amino, lemak dan trace element lain yang diperlukan tubuh.
Ringkasan Khasiat dan manfaat daging Ikan Gabus
- Meningkatkan kadar Albumin dan Daya Tahan Tubuh.
- Mempercepat proses penyembuhan Pasca Operasi.
- Mempercepat penyembuhan Luka luar / dalam.
- Membantu proses penyembuhan penyakit seperti:
- Hepatitis
- TBC / Infeksi Paru
- Nephrotic Syndrome,
- Tonsilitis,
- Thypus,
- Diabetes,
- Patah Tulang,
- Gastritis,
- ITP,
- HIV
- Sepsis,
- Stroke,
- Thalasemia
- Minor.
6. Memperbaiki Gizi Buruk pada Bayi, Anak dan Ibu Hamil.7. Membantu penyembuhan Autis
7 Sebagai larutan pengganti pada keadaan defisiensi albumin consolidating
Cara sederhana yang dilakukan untuk memperoleh manfaat ikan gabus untuk
pengobatan, yaitu daging ikan gabus dikukus atau di-steam sehingga memperoleh
filtrate, yang dijadikan menu ekstra bagi penderita hipoalbumin dan luka.
Kandungan Vitamin Ikan Gabus Ternyata Lebih Tinggi dari Ikan Salmon
Ikan gabus sangat kaya albumin, jenis protein yang
mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu
pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Keluar
dari rumah sakit pascaoperasi, seperti sehabis persalinan, merupakan fase yang
cukup kritis karena pasien harus berjuang untuk kesembuhannya. Kita sering
mendengar larangan mengonsumsi makanan tertentu. Informasi itu kadang masuk
akal, tetapi sering membuat bingung karena bertolak belakang satu sama
lain.
Secara umum sebenarnya tidak ada pantangan makan bagi pasien pascaoperasi,
kecuali bila menderita alergi atau mendapat pesan khusus dari dokter. Sehabis
menjalani operasi usus misalnya, tentu kita tidak boleh mengonsumsi makanan
yang sulit dicerna. Sebaliknya, pascaoperasi persalinan, makan banyak merupakan
solusi untuk mempercepat proses penyembuhan, terutama makanan kaya protein,
vitamin, dan mineral.Zat gizi sangat diperlukan untuk membantu tubuh melakukan
proses penyembuhan pascaoperasi, yaitu memperbaiki sel dan jaringan.
Zat gizi
berkualitas juga diperlukan untuk memperkuat imunitas (sistem kekebalan) tubuh
agar tidak mudah terserang penyakit.Salah satu bahan pangan yang sangat
dianjurkan untuk dikonsumsi pascaoperasi adalah ikan gabus. Ikan gabus banyak
dijual di pasar tradisional dan modern, umumnya dalam bentuk kering asin.
Karena itu, ikan gabus lebih dikenal sebagai ikan asin yang bergengsi.
Jenis ikan gabus
Jenis ikan gabus
Ikan gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar dan rawa. Sering dijuluki “ikan buruk rupa” karena kepalanya menyerupai kepala ular. Di negara Barat, ikan ini disebut snakehead, ditakuti karena merupakan pemakan daging dan sangat agresif.Di Indonesia, ikan ini dikenal dengan berbagai nama, yaitu kutuk (Jawa), haruan atau bogo (Sunda), dan kocolan (Betawi).
Ikan gabus jenisnya beragam, di antaranya gabus
biasa (haruan), kehung, kerandang, toman, dan gabus unggui.Ikan gabus biasa
atau haruan (Ophiocephalus striatus) paling sering ditemukan di pasar.
Bentuknya mendekati lonjong (bulat memanjang) dengan bagian pangkal ekor pipih.
Tubuh bagian punggung berwarna cokelat kehitaman dan bagian perut putih
kecokelatan. Mudah ditemukan di perairan umum seperti danau, rawa, sungai, juga
bisa hidup di perairan payau di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi.
Ikan gabus jenis toman (Ophiocephalus micropeltes), populer kedua
setelah ikan gabus biasa. Bentuk badannya memanjang dan bulat. Mulut berukuran
lebar terletak di ujung hidung.Jenis toman muda warna tubuhnya merah, setelah dewasa
menjadi hijau kebiruan ke arah ungu. Panjangnya dapat mencapai 65 cm. Hidupnya
di rawa dan sungai, khususnya daerah banjir. Banyak dikonsumsi di daerah Jawa,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan.Dilihat dari kandungan gizinya, ikan gabus
tidak kalah dari ikan air tawar lain yang cukup populer, seperti ikan mas dan
ikan bandeng. Kandungan gizi berbagai ikan air tawar dapat dilihat pada
tabel.Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan tawar dan payauJenis
ikanProtein (g)Lemak (g)Karbohidrat (g)Mineral (g)Air
(g)Mas162,01,01,080Bandeng201,31,51,276Tawes9,75,11,71,582Gabus201,50,21,37
7Betok17,55,00,52,075Lele17,74,80,31,276
Seperti ikan lain, keunggulan ikan
gabus adalah kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Kadar protein per 100 gram
ikan gabus setara ikan bandeng, tetapi lebih tinggi bila dibandingkan dengan
ikan lele maupun ikan mas yang sering kita konsumsi.Kandungan protein ikan
gabus juga lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai
sumber protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Kadar protein
per 100 gram telur 12,8 gram; daging ayam 18,2 gram; dan daging sapi 18,8 gram.
Nilai cerna protein ikan juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90
persen.Selain itu, protein kolagen ikan gabus juga lebih rendah dibandingkan dengan
daging ternak, yaitu berkisar 3-5 persen dari total protein. Hal tersebut yang
menyebabkan tekstur daging ikan gabus lebih empuk daripada daging ayam ataupun
daging sapi.
Rendahnya kolagen menyebabkan daging ikan gabus menjadi lebih mudah
dicerna bayi, kelompok lanjutt usia, dan juga orang yang baru sembuh dari
sakit. Bayi memerlukan asupan protein tinggi, tetapi belum memiliki saluran
pencernaan yang sempurna.Albumin pembentuk sel
Keunggulan protein ikan gabus
lainnya adalah kaya akan albumin, jenis protein terbanyak (60 persen) di dalam
plasma darah manusia. Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu
membantu pembentukan jaringan sel baru.Tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh
akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang.
Albumin inilah yang juga berperan penting dalam proses penyembuhan luka.Di
dalam ilmu kedokteran, albumin biasa dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan
jaringan sel tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan.
Itulah sebabnya pasien pascaoperasi sangat dianjurkan mengonsumsi ikan gabus,
dengan harapan dapat membantu proses penyembuhan di dalam tubuh.
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim dari
Universitas Hasanudin, Makassar, menunjukkan kadar albumin pasien di RS Wahidin
Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi Selatan, meningkat tajam setelah beberapa kali
mengonsumsi ikan gabus. Hal tersebut mempercepat kesehatan pasien.Penelitian
serupa juga pernah dilakukan pada bagian bedah RS Umum Dr. Saiful Anwar Malang.
Hasil uji coba tersebut menunjukkan pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari
kepada pasien pascaoperasi dapat meningkatkan albumin dari kadar yang rendah
(1,8 g/dl) menjadi normal.Penelitian yang dilakukan di Universitas Hasanudin
juga menunjukkan pemberian ekstrak ikan gabus selama 10-14 hari dapat
meningkatkan kadar albumin darah 0,6-0,8 g/dl. Para ODHA (orang dengan
HIV/AIDS) yang diberi ekstrak ikan gabus secara teratur, dapat meningkatkan
kadar albumin di dalam darah, sehingga berat badannya akan naik secara
perlahan.
Selain membantu pembentukan jaringan baru, albumin yang berada di
dalam darah juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan air di dalam sel,
memberikan gizi di dalam sel, dan membantu mengeluarkan produk buangan. Albumin
juga berfungsi mempertahankan pengaturan cairan di dalam tubuh.Konsumsi Sejak
Balita
Konsumsi ikan gabus sebaiknya mulai dibiasakan sejak balita. Pemberian
makanan yang kaya albumin ini bukan hanya dilakukan ketika anak menunjukkan
gejala sakit, tetapi juga ketika sehat. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi
albumin yang sangat penting.Sebuah penelitian yang dilakukan Ida Samidah dari
Balitbangda Sulawesi Selatan menunjukkan, balita yang mengonsumsi ikan gabus
secara teratur memiliki kadar albumin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
balita yang tidak mengonsumsinya. Selain itu, balita yang mengonsumsi ikan
gabus secara teratur juga mengalami peningkatan berat badan dan kadar
hemoglobin darah secara nyata.
Di pasaran, ikan gabus lebih banyak dijual dalam
keadaan kering dan sudah diasinkan. Namun, tidak sedikit pula ikan gabus dijual
dalam keadaan segar. Ikan gabus kering atau dalam keadaan masih segar mempunyai
khasiat yang sama bagi kesehatan.Hal yang perlu dicermati pada ikan gabus
kering asin adalah kadar natriumnya yang tinggi. Natrium tersebut berasal dari
garam dapur (natrium klorida) yang digunakan untuk mengasinkan ikan. Konsumsi
natrium tinggi akan menyebabkan seseorang mudah mengalami hipertensi. Karena
itu, penderita tekanan darah tinggi disarankan untuk mengonsumsi ikan gabus
segar.Upaya sederhana untuk mengurangi kadar natrium pada ikan gabus kering
asin adalah dengan cara merendamnya dalam larutan garam encer, selama beberapa
jam sebelum diolah lebih lanjut. Dengan perendaman tersebut, garam dari
konsentrasi tinggi (pada ikan asin) akan mengalir menuju konsentrasi rendah
(larutan garam encer), sehingga kadar garam pada ikan turun.
Mendukung
Pertumbuhan AnakAlbumin bukan hanya dibutuhkan pasien yang sedang menjalani
operasi, tetapi juga anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Bila kadar
albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang
seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal.Pada anak yang
kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC atau TB), daya kerja
obat yang diminum menjadi kurang maksimal. Sementara pada anak yang sedang
berada di fase periode emas pertumbuhan (golden age), yaitu usia 1-5 tahun,
kekurangan albumin akan sangat mengganggu pertumbuhan otaknya.
Semakin sedikit
albumin, pertumbuhan sel di otak akan semakin lambat. Sel otak yang sedikit
menyebabkan anak menjadi kurang cerdas.Kadar albumin normal di dalam tubuh
antara 3,5-4,5 g/dl. Kadar albumin yang kurang dari 2,2 g/dl menunjukkan
masalah pada tubuh. Umumnya masalah gizi yang diderita anak-anak bukan hanya
disebabkan oleh asupan yang kurang, tetapi juga karena zat gizi yang berhasil
dibawa oleh darah sangat sedikit, sehingga tidak bisa memberi gizi pada sel.
Kasus seperti ini sering ditemukan pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan makan
banyak dan cukup bergizi, tetapi pertumbuhannya sangat lambat.
Banyak orangtua
yang kemudian mengaitkan lambatnya pertumbuhan anak dengan gejala cacingan.
Padahal, penyebab utama adalah karena kekurangan albumin. Kekurangan albumin
menyebabkan zat gizi di dalam darah tidak dapat disalurkan dengan baik ke
sel-sel tubuh yang memerlukan.Kekurangan gizi seperti ini pun berdampak
terhadap penurunan daya kekebalan tubuh, sehingga anak mudah sakit. Sementara
pada anak yang menderita penyakit tertentu, semisal TBC, akan menjadi lebih
lama untuk disembuhkan.Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa
digunakan bila asupan albumin sangat kurang. Cadangan albumin berada di dalam
otot. Namun, bila albumin cadangan ini diambil terus-menerus, anak akan mengalami
gangguan pertumbuhan. Anak tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya
tidak bugar.Itulah sebabnya, bila anak kita sulit sekali tumbuh, sebaiknya
bukan hanya diberi obat anticacing. Yang paling penting, perhatikan asupan
makanannya, apakah cukup bergizi atau tidak. Usahakan untuk selalu menyajikan
makanan yang kaya protein albumin, seperti ikan gabus.Mudah Membuat Ekstrak
AlbuminTingginya kandungan albumin dari ikan gabus membuat ekstrak ikan ini
mulai dilirik pihak rumah sakit untuk diberikan kepada pasien pascaoperasi,
yaitu sebagai pengganti serum albumin impor, yang sangat mahal harganya.
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari
Universitas Brawijaya, Malang, telah membuktikan kemampuan ekstrak albumin dari
ikan gabus untuk menggantikan serum albumin impor.Harga serum albumin impor
mencapai jutaan rupiah per 10 milimeter. Padahal, dalam satu kali operasi
paling tidak dibutuhkan 30 milimeter. Penggunaan ekstrak ikan gabus ini
diharapkan dapat mengurangi biaya operasi pembedahan yang selama ini dikenal
sangat mahal.Membuat ekstrak ikan gabus dengan cara sederhana, dapat dilakukan
sendiri di rumah tangga. Bagi mereka yang belum bisa mengonsumsi makanan berat,
dapat merebus ikan gabus hingga seluruh sarinya keluar. Sari ikan tersebut
kemudian disaring dan dikonsumsi seperti minum air. Agar tidak berbau amis,
sari kaldu ikan gabus dapat juga dicampur jeruk nipis.Ikan gabus dapat diolah
dengan berbagai cara. Masyarakat Sulawesi Selatan dan Papua biasa mengolah ikan
gabus menjadi sup asam pedas, sedangkan masyarakat jawa dan Sunda mengolahnya
dengan cara digoreng. Masyarakat Banjarmasin biasa menggunakan ikan gabus untuk
membuat kerupuk. Variasi lain yang dapat dilakukan adalah dalam bentuk abon
atau disantan seperti ikan kakap.
Untuk bayi, ikan gabus dapat dipipil dan
disajikan seperti nasi tim.Ikan gabus sebaiknya disajikan dengan cara direbus,
dikukus, ataupun dibuat sup. Ikan gabus goreng atau bakar memang lebih nikmat,
tetapi nilai gizinya turun. Selain itu, menggoreng biasanya dilakukan dengan
minyak berlebih, sehingga dapat meningkatkan kadar lemak pada ikan.Padahal,
ikan gabus termasuk bahan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi karena
kadar lemak dan kolesterolnya masih di bawah rata-rata. Bahaya lain yang mengintai
dari ikan bakar dan goreng adalah racun karsinogenik yang dapat mengganggu
kesehatan tubuh.Seperti ikan air tawar lainnya, salah satu kelemahan ikan gabus
adalah memiliki bau lumpur. Namun, hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak
mengonsumsinya mengingat manfaatnya sangat luar biasa. Untuk menyiasatinya,
ikan gabus dapat dicuci dengan air kapur. Bisa juga direbus lebih dulu dengan
berbagai rempah, seperti kunyit ataupun jeruk nipis, baru kemudian diolah
sesuai selera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar